Menu ||

Menu X

Part 26: Sekapur Sirih Resep Keempat, Negosiasi dengan Ibu untuk Membelikan Komputer untuk Teman

Negosiasi dengan Ibu untuk Membelikan Komputer untuk Teman

Sebagai seseorang yang selalu memegang nilai-nilai solidaritas, saya percaya bahwa membantu teman yang sedang kesulitan adalah sebuah kewajiban. Salah satu pengalaman yang paling berkesan bagi saya adalah ketika saya berusaha membantu teman saya, Peter, agar tetap bisa melanjutkan sekolah di SMK Telkom, Malang.

Saat itu, di SMK Telkom, setiap siswa diwajibkan memiliki komputer, minimal satu komputer untuk dua siswa. Komputer ini penting untuk mendukung proses belajar kami, terutama di bidang teknologi. Peter adalah teman sebangku saya, dan kami sudah berencana untuk membeli komputer bersama. Namun, di tengah jalan, musibah menimpa Peter. Ayahnya meninggal dunia, dan keluarganya tidak lagi mampu membiayai sekolah Peter, apalagi membeli komputer.

Saya merasa sangat prihatin dengan keadaan Peter. Sebagai teman dekat, saya tahu betul betapa pentingnya pendidikan dan betapa sulitnya kehidupan tanpa pendidikan yang memadai. Saya kemudian memberanikan diri untuk berbicara dengan ibu saya, Dina. Saya bilang kepada ibu bahwa jika Peter tidak bisa melanjutkan sekolah, masa depannya akan semakin suram. “Ma, kasihan Peter kalau tidak sekolah, semakin sulit dapat pekerjaan,” kata saya kepada ibu saat itu.

Saya kemudian mengusulkan solusi kepada ibu. Saya meminta agar ibu membeli komputer, yang bisa saya dan Peter gunakan bersama selama masa sekolah. Namun, saya juga menjelaskan bahwa setelah kami lulus, komputer tersebut akan menjadi milik saya sepenuhnya. Ibu setuju dengan usulan tersebut, dan akhirnya komputer itu dibeli. Selain itu, ibu juga memberikan bantuan uang bulanan untuk Peter agar dia bisa terus bersekolah.

Pada saat itu, biaya sekolah kami mencapai Rp350 ribu per bulan per orang. Jadi, dengan bantuan ibu, kami harus menyediakan Rp750 ribu setiap bulannya untuk dua orang. Ibu dengan ikhlas memberikan kiriman bulanan ini selama satu tahun, sampai kami akhirnya lulus dari SMK Telkom.

Bagi saya, membantu Peter bukan hanya soal memberi materi, tetapi juga memberi kesempatan. Saya percaya bahwa setiap orang berhak mendapatkan kesempatan yang sama untuk meraih masa depan yang lebih baik. Tindakan kecil ini adalah cara saya berkontribusi untuk memastikan bahwa teman saya tidak tertinggal, dan saya berharap bahwa hal ini bisa menjadi inspirasi bagi orang lain untuk tidak ragu membantu mereka yang sedang kesulitan.

Solidaritas dan kepedulian terhadap sesama adalah nilai-nilai yang selalu saya pegang teguh hingga hari ini. Dan saya berterima kasih kepada ibu saya yang telah mendukung saya dalam mewujudkan nilai-nilai ini, bahkan ketika itu berarti memberikan lebih dari yang seharusnya.

Yang belum membaca part sebelumnya boleh nggih dari Part 1: Sekapur Sirih, Beban Menjadi Tantangan

Part 26: Sekapur Sirih Resep Keempat, Negosiasi dengan Ibu untuk Membelikan Komputer untuk Teman

Contact

Artikel Lainya