Dalam kehidupan ini, menjadi orang baik sering kali dianggap sebagai tugas yang sederhana. Namun, bagi saya, kebaikan bukan sekadar tugas, melainkan bagian dari jiwa saya.
Banyak orang mengenal saya sebagai sosok yang “fanatik jadi orang baik,” dan julukan ini tidaklah berlebihan. Ketika berbicara tentang saya, satu kata yang sering muncul adalah “Masdrajad Safaat,” yang merujuk pada betapa tingginya derajat kebaikan yang selalu saya lakukan untuk orang lain.
Kisah kebaikan saya dimulai sejak saya masih belia. Menurut ibu Dina, sejak kecil saya sudah terbiasa menolong siapa saja yang membutuhkan. Kebiasaan ini tidak berubah meskipun kesuksesan telah saya raih melalui Primaland.
Salah satu kisah yang paling berkesan adalah ketika saya membantu seorang advokat yang sedang mengalami kesulitan.
Tindakan ini saya lakukan dengan ketulusan hati, tanpa memikirkan imbalan apapun. Kebaikan-kebaikan inilah yang saya percaya menjadi kunci kemudahan dalam hidup saya.
Sesuai dengan janji Allah, siapa pun yang memudahkan urusan orang lain, akan dimudahkan juga urusannya oleh-Nya. Allah juga menjanjikan rezeki yang berlipat ganda bagi siapa saja yang memberi dengan ikhlas.
Saya tampaknya memahami betul filosofi ini dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Buktinya, hingga saat ini, kegiatan sosial saya terus berjalan dan memberikan manfaat bagi banyak orang.
Salah satunya adalah pembangunan Masjid As Syafaat yang menjadi pusat ibadah bagi warga sekitar. Selain itu, saya juga aktif dalam berbagai acara CSR (Corporate Social Responsibility) yang memberikan santunan kepada warga yang membutuhkan.
Salah satu inisiatif yang paling menginspirasi adalah layanan ambulans gratis yang digerakkan secara keliling di Kota Malang.
Ambulans ini dapat digunakan oleh siapa saja untuk kepentingan sosial, tanpa dipungut biaya sepeser pun. Layanan ini tentu sangat membantu masyarakat, terutama dalam situasi darurat.
Masa kecil saya mungkin penuh dengan tantangan, namun saya tidak pernah kehilangan semangat untuk berbagi kebaikan.
Bagi saya, menjadi orang baik bukanlah pilihan, melainkan panggilan hidup yang harus dijalani dengan sepenuh hati.
Ini adalah kunci dari semua kemudahan yang saya dapatkan dalam hidup. Melalui kebaikan dan ketulusan, saya telah membuka jalan bagi kemudahan, berkah, dan rezeki yang tak terhitung jumlahnya.
Semoga kisah saya ini bisa menjadi inspirasi bagi kita semua untuk terus berbuat baik dan membantu sesama, karena kebaikan yang kita berikan akan selalu kembali kepada kita dalam bentuk yang jauh lebih indah.
Yang belum membaca part sebelumnya boleh nggih dari Part 1: Sekapur Sirih, Beban Menjadi Tantangan